Sejak terjadinya
modernisasi teknologi berbasis internet, ada satu nama yang dicitrakan sebagai
sosok very smart, memiliki banyak pengetahuan. Kecerdasannya itulah yang
membuat orang banyak mencari data dan informasi padanya. Dialah Mbah Gugel
alias Google.com, mesin pencarian dengan kecerdasan buatan untuk memudahkan
manusia dalam menggali informasi.
Sesuai namanya,
kecerdasan buatan (artificial
intelligence) adalah kecerdasan yang dibuat atau diprogram oleh manusia
pada sistem teknologi. Karena bersifat artifisial atau tidak genuine alias buatan, maka artificial intelligence akan selalu
mengikuti kehendak, pola pikir dan tindakan manusia.
Selain mesin pencarian
google, kecerdasan buatan yang juga semakin sering digunakan manusia belakangan
ini adalah marketplace dan juga ojek
online. Saat seseorang berbelanja secara online
di sebuah marketplace, dia pasti akan
mengetikkan nama produk di kotak pencarian. Tanpa ada orang yang menjadi
operator, marketplace itu dengan
sangat cepat akan memunculkan daftar online
shop yang menjual produk tersebut lengkap dengan harganya. Begitu pula saat
seseorng memesan layanan jasa ojek online dari suatu lokasi penjemputan ke
lokasi tujuan, aplikasi ojol akan dengan cepat memanggil dan memilih seorang
driver tanpa harus melalui seorang operator seperti zaman dulu saat orang order
taksi.
Cara kerja kecerdasan
buatan juga digunakan sebagian orang untuk menjalankan fungsi asistensi. Masih
ingat dengan kasus Dewa Kipas? Terlepas dari benar atau tidaknya dia
menggunakan bots dalam memainkan
catur online, dari kasus tersebut masyarakat bisa mengetahui manfaat lain dari
kecerdasan buatan.
Bukan hanya asistensi,
manusia juga bisa memanfaatkan kecerdasan buatan untuk konsultasi virtual. Peluang
inilah yang semestinya bisa ditangkap oleh para enterpeneur termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
untuk melejitkan keuntungan (profit).
Selama ini para pelaku
usaha memilih untuk mengeluarkan biaya sangat besar untuk mengikuti pelatihan
bisnis atau sekadar berkonsultasi ke mentor. Itupun masih sering boncos.
Berangkat dari realita
tersebut, Hijrah Coach memberikan penawaran aplikasi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang bisa
dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM untuk melejitkan keuntungan dalam berbisnis.
Aplikasi gratis tersebut bernama HADE AI.
Sebagai sebuah learning tools yang memang didesain
khusus untuk para enterpreune,
termasuk pelaku UMKM seperti saya ini, aplikasi HADE AI sangat dibutuhkan untuk
mengembangkan bisnis secara efektif, efisien, dan memiliki prospek tumbuh
pesat.
Banyak ilmu penting yang
bisa diperoleh dari layanan konsultasi virtual HADE AI. Pengguna HADE AI tidak
sekadar disuguhi imajinasi kosong tentang kesuksesan tanpa diberi bekal ilmu
menuju kesana. Dimulai dari merumuskan target customer secara spesifik agar
pebisnis tidak seperti petinju yang asal pilih kelas dan lawan, lalu asal
menghantam dan berujung kekalahan.
Tanpa menentukan target
customer secara spesifik akan memperbesar peluang kegagalan dalam mencapai target
penjualan. Contoh sederhana, seorang penjual bubur bayi di sebuah kompleks
perumahan. Selelah apapun dia berjualan tidak akan mencapai target penjualan
karena ternyata kompleks itu dihuni warga usia 6 tahun ke atas.
Setelah target customer
bisa ditentukan secara spesifik, barulah bisa ditentukan strategi-strategi
selanjutnya. Semua itu secara lengkap dan lugas bisa dipelajari secara virtual
melalui HADE AI.
Bila pelaku usaha ingin
lebih mudah dalam menetapkan target market melalui pola komunikasi pemasaran
terbaik dengan mengedepankan keunggulan produk, ada sebuah ilmu yang bisa
memberikan efek dahsyat untuk dikuasai yaitu neuroscience. Inilah ilmu
yang mempelajari cara kerja otak manusia, akan mengidentifikasi potensi diri
secara tepat dan akurat, serta memberi alternatif cara untuk mengoptimalkannya
menjadi sebuah skill.
Dengan neuroscience, pelaku usaha yang sudah
memiliki produk akan tahu bagaimana strategi agar bisa kompetitif dengan
pebisnis produk sejenis. Untuk peminat usaha yang masih dilanda kebingungan
menentukan bidang usahanya, neuroscience akan
membantu menemukan potensi terbaiknya sehingga tidak berlama-lama menerapkan
ilmu coba-coba tanpa pernah mencapai taget profit. Tentu akan melelahkan dan
membosankan kalau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun buka lapak produk
A, lalu berganti jadi produk B, C dan seterusnya tanpa pernah ada mengalami
lejitan profit yang signifikan.
Saya yakin anda sama
saja seperti saya yang tidak akan mau menghabiskan energi hanya untuk coba-coba
lalu kelelahan sendiri sedangkan hasilnya begitu-begitu saja. Seperti sebuah
tim sepakbola yang bergonta-ganti formasi di setiap pertandingan tanpa bisa
mengoptimalkan potensi skill di setiap pemain. Sudah pasti hanya kelelahan yang
didapat, bukan kemenangan.
Bagaimana caranya agar memenangkan kompetisi dalam usaha? Neuroscience jawabanya. Untuk bisa menjadi praktisi neuroscience, ayo join CHMP (Certified Hijrah Mind Practitioner). Inilah program certification untuk mencetak para praktisi neuroscience.
Siap meninggalkan kegagalan dan berhijrah menuju kesuksesan hidup? Jangan buang kesempatan yang belum tentu akan datang lagi. Klik di bawah ini!
Komentar